Melebel seorang anak dengan lebel berbakat
bukanlah sesuatu yang mudah. Martinson mengungkapkan ciri-ciri dari anak
berbakat. Ciri-ciri yang dipaparkan olehnya berbeda dengan yang dikatakan oleh Lambroso bahwa anak berbakat ialah anak yang
memiliki IQ tinggi tetapi memiliki kondisi fisik yang ringkih. Sedangkan Martinson berpendapat bahwa kondisi fisik anak
berbakat baik-baik saja.
Menurut Martinson, anak berbakat mempunyai pengamatan
yang tajam. Mereka cenderung untuk menganalisa sebelum memberikan pendapat atau
komentar. Analisa yang mereka lakukan pun mengupas sampai titik pusat, tak
hanya pada kulit permasalahan. Anak berbakat mempunyai
daya abstraksi, konseptual dan sistesis yang tinggi. Anak-anak ini mempunyai daya imajinasi yang kuat,
cepat menangkap hubungan-hubungan sebab akibat serta mempunyai daya ingat yang
bagus.
Ciri lainnya ialah anak dapat berkonsentrasi untuk waktu yang
panjang pada tugas dan minat. Tingkat konsentrasi yang tinggi menyebabkan anak
berbakat dapat berdiam diri untuk suatu pekerjaan yang amat ia sukai. Hal ini
berdampak pada kemampuannya pada bidang tersebut yang akan mengasah kemampuan
anak. Mereka senang terhadap
kegiatan intelektual dan pemecahan masalah. Senang
mencoba hal-hal baru dan punya banyak kegemaran. Berawal dari senang
mencoba-coba akan timbul kegemaran yang baru dan menambah minat anak. Jika anak
pada umumnya hanya terfokus pada satu kegemaran saja, anak berbakat bisa
konsisten dengan kegemarannya yang lebih dari satu.
Berprilaku terarah pada tujuan. Anak
berbakat tidak akan melakukan hal yang menurut mereka tidak mengacu kepada
tujuan. Hal ini yang menyebabkan anak berbakat lebih cepat menyelesaikan suatu tugas
maupun lebih cepat terwujud impiannya.
Tidak cepat puas dengan prestasi dan
berfikir kritis termasuk terhadap diri sendiri. Rasa tidak puas ini akan berdampak
baik pada perkembangan kemampuannya karena anak tidak mudah berhenti pada satu
titik pencapaian, tapi ia akan mencoba pencapaian-pencapaian yang lain. Dampak
lain dari rasa tidak puas ini ialah tidak pernahnya bersyukur atas apa yang
telah ia capai. Anak berbakat
peka (sensitif) dan menggunakan firasat. Kepekaan
terhadap suatu kondisi, menyebabkan mereka pandai menempatkan diri dan menjadi
perasa yang baik. Mereka memiliki intuisi yang kuat akan suatu hal.
Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan
tindakan. Mereka tidak suka dilarang. Mereka suka kebebasan dalam
mengeluarkan ide maupun yang lainnya. Walaupun demikian lingkungan diharapkan
dapat mengarahkan kebebasan yang diinginkan anak untuk menjadikannya sebuah
pencapaian. Misalnya bukan berarti kebebasan untuk berekspresi lewat
obat-obatan terlarang.
Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan oleh Martinson, Utami Munandar memberikan catatan
kecil untuk pendapat tersebut. Utami berpendapat bahwa sebenarnya ciri-ciri
anak berbakat dimiliki oleh seluruh anak hanya saja presentasi yang dimiliki
oleh seorang anak berbakat lebih tinggi dibanding anak pada umumnya. Anak
berbakatpun tidak serta merta memiliki seluruh ciri-ciri yang telah disebutkan
diatas, bisa saja hanya memiliki 2 atau 3 dari yang telah dipaparkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar